Dalam arsitektur bangunan tempat tinggal Jawa, umumnya kayu yang digunakan untuk membangun tempat tinggal adalah kayu jati. Selain kuat, kayu jati juga disebut punya efek baik untuk tempat tinggal dan penghuninya.Dalam Link arsitektur bangunan tempat tinggal Jawa, umumnya kayu yang digunakan untuk membangun tempat tinggal adalah kayu jati. Selain kuat, kayu jati juga disebut punya efek baik untuk tempat tinggal dan penghuninya.
Mengutip berasal dari budaya.jogjaprov.go.id, kayu jati dibagi menjadi tiga macam, yakni jati bang, jati kembang atau jati sungu, dan jati kapur. Jati bang yang punya serat halus dan berminyak ini dapat menghasilkan kayu yang lebih awet dan tahan lama.
Adapun jati kembang atau jati sungu umumnya punya warna kehitaman bersama dengan urutan serat yang nampak jelas, seperti kembang (bunga) atau sungu (tanduk). Meski tak sebagus jati bang, tapi kayu jati jenis ini juga tetap awet dan tahan lama.Adapun jati kembang atau jati sungu umumnya punya warna kehitaman bersama dengan urutan serat yang nampak jelas, seperti kembang (bunga) atau sungu (tanduk). Meski tak sebagus jati bang, tapi kayu jati jenis ini juga tetap awet dan tahan lama.
Sementara itu, jati kapur menghasilkan kayu yang tidak keras. Jati jenis ini punya serat yang kasar bersama dengan warna putih bersisik. Dibandingkan bersama dengan dua jenis lainnya, jenis jati kapur tidak punya keawetan yang lama.
Dalam naskah-naskah lama tentang bangunan berarsitektur tradisional Jawa tertulis, penduduk Jawa yakin pohon jati punya angsar (daya pengaruh) yang baik maupun buruk. Pengaruh baik yang diberikan dapat berbentuk kelancaran rezeki, keselamatan, dan lainnya. Sementara efek buruk dapat mendatangkan bencana, kemelaratan, dan sebagainya.
Masih berasal dari sumber yang sama, beberapa kayu jati yang punya cii-ciri baik, di antaranya uger-uger, trajumas, tunjung, simbar, pandhawa, manggang, mulo, gendam, gendhong, gedheg, dan gedhug. Masing-masing kayu jati tersebut punya ciri-ciri, watak, dan kegunaannya masing-masing.
Sebut saja uger-uger yang berasal berasal dari pohon berbatang tunggal dan bercabang dua. Jenis ini umumnya digunakan untuk tiang pintu dan tiang pagar dikarenakan dapat memberikan efek baik berbentuk kehidupan yang rukun dan damai antarkeluarga.
TrajumasTrajumas
berasal berasal dari pohon berbatang tunggal dan bercabang tiga. Kayu berbentuk balok besar ini digunakan untuk griya wingking dikarenakan dipercaya dapat memperbanyak rezeki.
Adapun pohon yang menjadi sarang burung besar atau yang ditempati binatang hutan adalah jenis kayu jati tunjung. Kayu ini digunakan untuk gedhongan atau kandang binatang ternak dikarenakan dapat mengangkat derajat atau martabat dan juga menguatkan cita-cita.
Untuk membangun struktur masjid, langgar, serambi, cungkup makam, daerah pemujaan, dan segala daerah yang dianggap suci umumnya pakai kayu jati simbar. Kayu ini dapat memberikan ketentraman bagi siapa saja yang menempatinya.
Sementara itu untuk struktur pendapa atau dijadikan sebagai sakaguru adalah jenis kayu jati pandhawa yang berasal berasal dari pohon bercabang lima. Kayu ini dapat menambah kemampuan tenaga para penghuninya.
Berbeda lagi bersama dengan struktur pintu gerbang, bangsal, pesanggrahan panggung, dan daerah lainnya yang tidak ditempati atau ditiduri orang umumnya pakai kayu jati monggang. Kayu yang berasal berasal dari pohon yang tumbuh di tanah berbukit ini dapat mengangkat derajat dan menambah rezeki.
Jenis kayu lainnya juga punya fungsi tersendiri. Beberapa di antaranya ada yang punya fungsi sama, hanya saja tingkatannya berbeda. Meski demikian, tak ada hal buruk yang terjadi terkecuali terkandung kekeliruan dalam penerapan kayu-kayu jati tersebut. Hanya saja, fungsi kebaikannya tidak akan bekerja bersama dengan baik terkecuali tidak di tempatkan cocok bersama dengan kegunaannya.
Selain kayu jati, kayu lain yang digunakan untuk membangun tempat tinggal adalah kayu nangka, kayu glugu berasal dari pohon kelapa, dan beberapa kayu lainnya, seperti sengon dan mahoni.